Rabu, 20 Mei 2015
Eja
Di persimpangan menikung langkah kaki
telah lama aku duduk sendiri
mengeja hidup dan mati
Pada sepoi angin
dedaun asyik bermain-main
liuknya mengoyak diri
namun gelak tawa tak henti-henti
Aku memagut seorang diri
gemuruh menggelegak dalam hati
banyak carut juntai berelasi
menyita hari demi hari
cukup!
bukan lagi kerutup
ia menjelma menjadi gerutup
Mendongak hati ke atas
runduk mata pada fatalitas
yang semakin dekat
jurang nista julanglah sekat
TS
Bdg, 20052015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar