|
*ilustrasi |
Biru menyerukan namamu
Rindu tenggak cemburu
Ornamen megah gagah bermadah
Merunduklah sang khalikah
Ompong diri kecil ini menyimpan pongah
TS
Bdg, 29052015
ilustrasi : https://instagram.com/p/3QCqOmH8-m/
Histori meski membumi
Ia tak akan mati; bukan abadi
Jika kini anjakan kaki
Aral terjang tanpa henti
Ukir makna esok hari
TS
Bdg, 27052015
Meluncur senandung takbir dari kuncup mekar
Angin sepoi menyulam hambar
Walau aral menyambar
Arak juang tetap melayar
Renjana oh renjana membuat hati bergetar
Selamat datang di jalan cinta para pejuang,
Delisha Azkadina Subiyanto
Tumbuhlah cantik dengan perisai mulia
TS
Bdg, 25052015
|
*ilustrasi |
Pemuda, bukan lagi saatnya mengabu
sekalipun langit murung tak lagi biru
Hidup tak selamanya kelabu
hidup bukan mengeja waktu
elak hati jika terus menunggu
Berdiri, bergerak
merasuk, merangkak
mewarna
Biar saja rintik hujan menghujam
akan ada spektrum warna yang beruluk salam
Memang bukan pundak biasa yang bisa memanggul amanah dari Sang Khalikul Alam
TS
Bdg, 21052015
*ilustrasi:https://instagram.com/p/26AFzrS4AR/
Di persimpangan menikung langkah kaki
telah lama aku duduk sendiri
mengeja hidup dan mati
Pada sepoi angin
dedaun asyik bermain-main
liuknya mengoyak diri
namun gelak tawa tak henti-henti
Aku memagut seorang diri
gemuruh menggelegak dalam hati
banyak carut juntai berelasi
menyita hari demi hari
cukup!
bukan lagi kerutup
ia menjelma menjadi gerutup
Mendongak hati ke atas
runduk mata pada fatalitas
yang semakin dekat
jurang nista julanglah sekat
TS
Bdg, 20052015
|
*ilustrasi-OWOP |
Aku termangu di depan pintu
dadaku sesak dipilin waktu
daundaun masa lalu berserak pilu
sekerat asa menguning layu
Entah kapan pintu itu terbuka
mengoyak diri yang berlumur dosa
mendegup dinding dinding kokoh tanpa rengsa
menilik kisah juang diri; itu bukan romansa
Rambat akar mewarna
lipur diri panggul asa
seringsek hati dicelup cinta
olehMu, Ya Ghaffar...
hembus masa belum purna
siapkan bekal menyambut pintu terbuka
selusup harap ada jumpa
denganMu, Ya Rahman
TS
Bdg,19052015
|
*ilustrasi |
I.
Putih Oranye
Oranye menorehkan diri di kanvas senja kemarin sore
Putih Hijau
Biru membuih lara berliau
Putih Biru
Hijau banir dilumut rindu
Putih Coklat
Coklat dahan beribu cabang jatuh merusuk-menyekat
II.
Putih Hijau
Hijau menahan igau
Putih Oranye
Biru membentang senyum tak bertele
Putih Biru
Oranye di cakrawala melarung haru
Putih Coklat
seCoklat Gereja bermadah kepadaNya lipur bening yang tersayat
Lalu apakah kau akan terus meratap?
Sedang alunan rindu mereka terus mengalir pada Sang Pencipta?
TS
Bdg, 11052015
*ilustrasi: https://instagram.com/p/0od72WQ9TS/?taken-by=rizal666
Bencana!
terik sengat matahari merekahkan pori
Bencana!
badan menggigil sepanjang hari
Bencana!
nilai-nilai ujian merosotkan diri
Bencana!
lulus sekolah masih saja menjadi pungli
Bencana!
terlalu lama sendiri tanpa kawan hati
Bencana!
harga BBM melambung tinggi
Bencana!
cekcok antara suami istri
Bencana!
anak belum juga dititipi
Bencana!
kemiskinan di sana-sini
Bencana!
apa?
siapa?
Rentet pekik menyebutmu, Bencana!
Saat mulut terbungkam; bisu
Buku catatan amal sayu kuyu
Hari itu, perhisaban menguras waktu
Namun lupa diri oleh sesal pilu
Elak tubuh tak mampu
Jerit rintih membujur kaku
Apakah itu kau, Bencana?
TS
Bdg, 06052015
|
*ilustrasi |
Bangunlah
Bangunlah
Bangunlah
pada fajar yang mulai merekah
syahdu suara jantan meranah
angin turut menggiring madah
berhembus di telingamu, Sayang
Mungkin ada yang menganggapnya pengusik
Namun, tahukan engkau Sayang bagaimana ia di sisi Sang Khalik?
Pintalah
Pintalah
Pintalah
lidah kelumu, zikirlah
mata sembabmu, basuhlah
sungkur dahi menyembah
di gigir hari terindah
Sssstt...
Ada malaikat yang akan mengamini
TS
Bdg, 04052015