~menulis dengan hati, menggugah mimpi, sembari berkicau; Apa kabar semesta?

Senin, 24 Maret 2014

HARAP

I
Dirundung pilu menyuguh bisu
Dalam persakitan ada kenikmatan
Dekapan tak mendetak
Diamnya melarut suasana

II
Dian retak-retak menua
Daundaun melayu di atas corongnya
Desis angin mencoba bergelut
Dan api mulai limbung

III
Menepi sepi
Membaurkan warnawarna hati
Melukiskan pelangi di atas kanvas ternoda
Merah pekat indah tanpa kuning, kuning dan biru

IV
Ia tersenyum bersama lukisannya
Membentuk pelangipelangi yang lain
Isak tak ada lagi
Menjelma tawa bahagia

I
Dalam kesendirian terkatungkatung
Derap langkah terseokseok
Di sebuah panggung ia tampil mempesona
Duka kuas persembahan untukNya


TS
Bdg, 24032014


Kamis, 06 Maret 2014

MELATI MATI









Belati itu yang mula-mula menyayati
mentereng silau kilaunya
bunyi 'treng' cumbuan dengan sesama

Ujung belati itu yang mula-mula menjamah
sedikit menekan kelopak si wangi melati
bergolek
memberi hangat pelukan
kemudian
patah

-
-
-
-
-
-

-

perdu itu menghijau kembali
putihnya tak memudar namun mati
tak mengisak tuannya
ia mati; mati sendiri

belum tahu bahwa ada yang setia menemani
mata beningnya tahu
semoga lekas tahu
agar tak sepi sendiri

TS
Bdg, 06032014

 


KEAKUANKU

*ilustrasi




Keakuan tak beraku
tegak
dingin membeku
Kisruh syaithan merayu
Muslimah; kau tak harus begitu
Muslimah; kau bukan lumbung kutu
Muslimah; mahkotamu adalah bingkisan indah pemberian Rabbmu
Akankah kau umpat ia?
Menyembunyikannya dan memenjarakannya?
Muslimah; sibuklah saja dengan ilmu
Muslimah; cerca akan menyapamu
Muslimah; kau akan menanggung malu

Guncang diri melipur sepi
Serabut kecil masuk ke hati luluhkan diri
Hari semakin ramai tak terkendali

Putih menyapa
Coklat menyapa
Pintalan kapas terajut mendarat jua
Bahwa aku wanita
Bahwa aku seorang kakak ingin mulia
Bahwa aku tak ingin berlama dengan durhaka

Pintalan sederhana
Pintalan berhias bunga
Pintalan tak bercaraka
Teman di awal langkah pembuka

Syaithan menyulut kalut
Ia ingin damai dengan lembut
Saat kawan pintalan mulai berbilang
Sebab cahaya ilahi telah disampaikan

Gentar mencarut
Genderang rusuh mencerut
Namun penuh balut
Atas nama kasih absolut

Duhai muslimah tersayang; lebih indah pintalmu di awal
Pintalmu yang biasa
Duhai muslimah tersayang; tuntutlah ilmu dahulu
Duhai muslimah tersayang; kau telah terperangkap tapi ini hanya sekejap
Duhai muslimah tersayang; mainkan saja peranmu menjadi sosok wanita yang anggun maka banyak orang yang akan memujimu, sayangku

Sayang, ikutilah ucapanku
Sejenak saja
Hanya 15 menit
15 menit dari satu jam
15 menit dari satu hari
15 menit dari satu minggu
Tak apa
Rabbmu Maha Mengetahui
Rabbmu Maha Pemaaf

Kau dengan ucapanmu
Aku dengan pintaku
Pintaku menjemput cahaya Kekasihku

Keakuanku beraku
Bukan dengan kebekuan
Keakuanku bahwa aku mencintaiNya
Dan aku ingin terus belajar mencintai-Nya
Satu yang tertanggal mengajakku menanggalkan segalanya

Keakuanku beraku
Bersama mereka yang Mencintai-Mu



TS
Bdg, 05012014




*ilustrasi: https://bundo.files.wordpress.com/2009/01/untitled6.jpg

Modified by TS

Designed by ScreenWritersArena