*ilustrasi |
I.
Saat pundakmu memikul beban hingga terbungkuk-bungkuk
kaki gontai, terseok, lemas, ambruk!
lidah kelu tertekuk
di depanmu, seorang gadis tengah khusyuk berburu nyamuk
desah nafasmu terdengar patah-patah
membaur dengan semilir angin pelena
Kau merayap mendekati gadis itu
susah payah mengeja, Sa-yang. patah.
balasnya menggetu
bola mata indahmu tersenyum.
II.
Patah
Saat dua titik tak kunjung bertemu
Patah
Saat hati diiris sembilu
Patah
Saat aku menganggap, ini keliru!
Patah
Saat aku terjerembap dalam kubangan pilu
Kusebut itu patah?
III.
memori ria
memori kita
patah?
oleh duka yang kubuat?
ukiranmu ukiranku
patah?
karena kita tak sama
namun engkau, Bapak, adalah guru
dengan cinta, engkau eja patah untukku
Doa terbaik untukmu,
tanpa patah
TS
Bdg, 28042015
0 komentar:
Posting Komentar