 |
*ilustrasi |
Keakuan
tak beraku
tegak
dingin
membeku
Kisruh
syaithan merayu
Muslimah;
kau tak harus begitu
Muslimah;
kau bukan lumbung kutu
Muslimah;
mahkotamu adalah bingkisan indah pemberian Rabbmu
Akankah
kau umpat ia?
Menyembunyikannya
dan memenjarakannya?
Muslimah;
sibuklah saja dengan ilmu
Muslimah;
cerca akan menyapamu
Muslimah;
kau akan menanggung malu
Guncang
diri melipur sepi
Serabut
kecil masuk ke hati luluhkan diri
Hari
semakin ramai tak terkendali
Putih
menyapa
Coklat
menyapa
Pintalan
kapas terajut mendarat jua
Bahwa
aku wanita
Bahwa
aku seorang kakak ingin mulia
Bahwa
aku tak ingin berlama dengan durhaka
Pintalan
sederhana
Pintalan
berhias bunga
Pintalan
tak bercaraka
Teman
di awal langkah pembuka
Syaithan
menyulut kalut
Ia ingin
damai dengan lembut
Saat
kawan pintalan mulai berbilang
Sebab
cahaya ilahi telah disampaikan
Gentar
mencarut
Genderang
rusuh mencerut
Namun
penuh balut
Atas
nama kasih absolut
Duhai
muslimah tersayang; lebih indah pintalmu di awal
Pintalmu
yang biasa
Duhai
muslimah tersayang; tuntutlah ilmu dahulu
Duhai
muslimah tersayang; kau telah terperangkap tapi ini hanya sekejap
Duhai
muslimah tersayang; mainkan saja peranmu menjadi sosok wanita yang anggun maka
banyak orang yang akan memujimu, sayangku
Sayang,
ikutilah ucapanku
Sejenak
saja
Hanya
15 menit
15
menit dari satu jam
15
menit dari satu hari
15
menit dari satu minggu
Tak
apa
Rabbmu
Maha Mengetahui
Rabbmu
Maha Pemaaf
Kau
dengan ucapanmu
Aku
dengan pintaku
Pintaku
menjemput cahaya Kekasihku
Keakuanku
beraku
Bukan
dengan kebekuan
Keakuanku
bahwa aku mencintaiNya
Dan
aku ingin terus belajar mencintai-Nya
Satu
yang tertanggal mengajakku menanggalkan segalanya
Keakuanku
beraku
Bersama
mereka yang Mencintai-Mu
TS
Bdg, 05012014
*ilustrasi: https://bundo.files.wordpress.com/2009/01/untitled6.jpg